Friday, June 24, 2011

Mata lelaki dan aurat wanita..

Tuntunan Berpakaian Dan Berhijab -Menutup Seluruh Tubuh Termasuk Wajah Bagi Wanita-
Posted on 27 Mei 2008 by Admin Blog Sunniy Salafy
Syaikh Shalih bin Fauzan Al Fauzan

Wahai muslimah!
Sesungguhnya hijab menjagamu dari pandangan yang beracun. Pandangan yang berasal dari penyakit hati dan penyakit kemanusiaan. Hijab memutuskan darimu ketamakan yang berapi-api.

A. Sifat Pakaian yang Disyariatkan bagi Wanita Muslimah

1. Diwajibkan pakaian wanita muslimah itu menutupi seluruh badannya dari (pandangan) laki-laki yang bukan mahramnya. Dan janganlah terbuka untuk mahram-mahramnya kecuali yang telah terbiasa terbuka seperti wajah, kedua telapak tangan dan kedua kakinya.

2. Agar pakaian itu menutupi apa yang ada di sebaliknya (yakni tubuhnya), janganlah terlalu tipis (transparan), sehingga dapat terlihat bentuk tubuhnya.

3.Tidaklah pakaian itu sempit yang mempertontonkan bentuk anggota badannya, sebagaimana disebutkan dalam kitab Shahih Muslim dari Nabi Shalallahu’alaihi Wassallam bahwasanya beliau bersabda:
صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا بَعْدُ، قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُوْنَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مَائِلاَتٌ مُمِيْلاَتٌ رُؤُوْسُهُنَّ كَأَسْنَمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لاَ يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلاَ يَجِدْنَ رِيْحَهَا وَإِنَّ رِيْحَهَا لَيُوْجَدُ مِنْ مَسِيْرَةِ كَذَا وَكَذَا
“Ada dua golongan dari penduduk neraka yang keduanya belum pernah aku lihat, pertama: satu kaum yang memiliki cemeti-cemeti seperti ekor sapi yang dengannya mereka memukul manusia. Kedua: para wanita yang berpakaian (pada hakekatnya) ia telanjang, merayu-rayu dan menggoda. Kepala-kepala mereka seperti punuk unta yang miring/condong. Mereka ini tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium wanginya surga padahal wanginya surga sudah tercium dari jarak perjalanan sejauh ini dan itu.” (HR. Muslim no. 5547)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah berkata di dalam Majmu’ Al-Fatawa (22/146) dalam menafsirkan sabda Nabi Shalallahu’alaihi Wassallam ini:
"Bahwa perempuan itu memakai pakaian yang tidak menutupinya. Dia berpakaian tapi sebenarnya telanjang. Seperti wanita yang memakai pakaian yang tipis sehingga menggambarkan postur tubuh (kewanitaan)-nya atau pakaian yang sempit yang memperlihatkan lekuk tubuhnya, seperti pinggul, lengan dan yang sejenisnya. Akan tetapi, pakaian wanita ialah apa yang menutupi tubuhnya, tidak memperlihatkan bentuk tubuh, serta kerangka anggota badannya karena bentuknya yang tebal dan lebar."

4.Pakaian wanita itu tidak menyerupai pakaian laki-laki. Rasulullah Shalallahu’alaihi Wassallam telah melaknat wanita-wanita yang menyerupai laki-laki dan laki-laki yang menyerupai wanita. Sedangkan untuk membedakan wanita dengan laki-laki dalam hal berpakaian adalah pakaian yang dipakai dinilai dari karakter bentuk dan sifat menurut ketentuan adat istiadat setiap masyarakat.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah berkata di dalam Majmu’Al-Fatawa (22/148-149/155):
"Maka (hal) yang membedakan antara pakaian laki-¬laki dan pakaian perempuan dikembalikan pada pakaian yang sesuai bagi laki-laki dan perempuan, yaitu pakaian yang cocok sesuai dengan apa yang diperintahkan untuk lak-¬laki dan perempuan. Para wanita diperintahkan untuk menutup dan menghalangi tanpa ada rasa tabarruj (mempertontonkan) dan memperlihatkan. Untuk itu tidak dianjurkan bagi wanita mengangkat suara di dalam adzan, ¬(membaca) talbiyah, (berdzikir ketika) naik ke bukit Shafa dan Marwa dan tidaklah telanjang di dalam Ihram seperti ¬laki-laki. Karena laki-laki diperintahkan untuk membuka kepalanya dan tidak memakai pakaian yang melampaui batas (dilarang) yakni yang dibuat sesuai anggota badannya, tidak memakai baju, celana panjang dan kaos kaki."

Selanjutnya Syaikhul Islam mengatakan:
"Dan adapun wanita, sesungguhnya tidak dilarang sesuatupun dari pakaian karena ia diperintahkan untuk menutupi dan menghijabi (membalut) dan tidak dianjurkan kebalikannya. Akan tetapi dilarang memakai kerudung ¬dan memakai sarung tangan, karena keduanya merupakan_ pakaian yang terbuat sesuai dengan bentuk tubuh dan tidak ada kebutuhan bagi wanita padanya." Kemudian beliau menyebutkan, bahwa wanita itu menutup wajahnya tanpa keduanya dari laki-laki sampai beliau mengatakan di akhir: "Maka jelas, antara pakaian laki-laki dan perempuan itu sudah seharusnya berbeda. Yakni untuk membedakan laki-laki dari wanita. Pakaian wanita itu haruslah istitar (menutupi auratnya) dan istijab (menghalangi dari pandangan yang bukan mahramnya -pent.). Sebagaimana yang dimaksud dhahir.

Kemudian beliau menjelaskan, bahwa apabila pakaian itu lebih pantas dipakai oleh laki-laki sebagaimana umumnya, maka dilarang bagi wanita. Hingga beliau mengatakan: "Manakala pakaian itu bersifat qillatul istitar (hanya sekedar menutupi aurat -pent.) dan musyabahah (pakaian itu layak dipakai oleh laki-laki dan perempuan – pent.), maka dilarang pemakaiannya dari dua bentuk (baik laki-laki maupun perempuan -pent.). Allahu a’lam. "

5.Pakaian wanita tidaklah terhiasi oleh perhiasan yang menarik perhatian (orang lain) ketika keluar rumah, agar tidak termasuk golongan wanita-wanita yang bertabaruj (mempertontonkan) pada perhiasan.

Berhijab
Bahwa seorang wanita yang menutupi badannya dari (pandangan) laki-laki yang bukan mahramnya disebut berhijab. Sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala:
وَلا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آبَائِهِنَّ أَوْ آبَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَانِهِنَّ
"Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, putra-putra saudara perempuan mereka. " (An-Nur: 31)
Dalam firman-Nya yang lain:
وَإِذَا سَأَلْتُمُوهُنَّ مَتَاعًا فَاسْأَلُوهُنَّ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ
"Dan apabila kamu ada sesuatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir (hijab). " (Al-Ahzab: 53)
Dan yang dimaksud dengan hijab (dari ayat di atas) adalah sesuatu yang menutupi wanita termasuk di dalamnya dinding, pintu atau pakaian. Sedangkan kata-kata dalam ayat tersebut walaupun diperuntukkan kepada istri-istri Nabi Shalallahu’alaihi Wassallam, namun hukumnya adalah umum untuk semua wanita mukminah.

Karena `illat (landasan)-nya adalah berkaitan dengan firman ¬Allah Subhanahu Wa Ta’ala:
ذَلِكُمْ أَطْهَرُ لِقُلُوبِكُمْ وَقُلُوبِهِنَّ
"Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. " (Al-Ahzab: 53)
Dan `illat (landasan) ini adalah umum. Maka keumuman `illat menunjukkan bahwa hukum tersebut berlaku untuk umum. Dan firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang lain:
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لأزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلابِيبِهِنَّ
"Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka ". (Al-Ahzab: 59)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah berkata di dalam majmu’Al-Fatawa (22/110-111):
"Jilbab adalah kain penutup, sebagaimana Ibnu Mas’ud dan yang lainnya menamakan dengan sebutan rida’ (cadar) dan izar (sarung) sebagaimana umum menyebutnya, yakni kain sarung yang besar sebagai penutup kepala dan seluruh badan wanita. Diriwayatkan dari Abu Ubaidah dan yang lainnya, bahwa wanita itu mengulurkan jilbab dari atas kepalanya sampai tidak terlihat (raut mukanya), kecuali matanya. Termasuk sejenis hijab adalah niqab (sarung kepala). Dan dalil-dalil sunnah nabawiyyah tentang kewajiban seorang wanita menutupi wajah dari selain mahramnya."
Barangkali yang dimaksud adalah hadits dari Aisyah Radhiyallahu ‘anha, dia berkata:
“Ada beberapa pengendara (kendaraan) lewat di depan kami dan saat itu kami sedang ihram bersama Rasulullah Shalallahu’alaihi Wassallam. Jika mereka sejajar dengan kami, maka kami mengulurkan jilbab ke wajah kami, dan bila mereka telah berlalu, maka kami membukanya kembali." (HR. Ahmad, Abu Dawud dan Ibnu Majah)
Lihat kitab Mas’uliyatul Mar’ati Al-Muslimati, bab Hijab wa Shufur oleh Syaikh Abdullah bin Jarullah bin Ibrahim AI-Jarullah
Dan dalil-dalil tentang kewajiban wanita untuk menutup wajah dari selain mahramnya menurut Al- Qur`an dan As Sunnah sangatlah banyak. Maka saya sarankan kepada anda wahai muslimah, (bacalah -pent.) mengenai hal tersebut di dalam Risalah Hijab dan Pakaian di dalam Shalat karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, Risalah Hijab karya Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, Risalatu Ash-Sharim Al Masyhur `ala Al-Maftunin bi As-Sufur karya Syaikh Hamud bin Abdullah At-Tuwaijiri dan Risalah Hijab karya Syaikh Muhammad bin Shalih Al-’Utsaimin. Semua risalah tersebut telah menjabarkan tentang permasalahan hijab beserta hal-hal yang berkaitan dengannya.

Ketahuilah wahai muslimah!
Bahwa ulama-ulama yang membolehkan kamu membuka wajahmu dengan kata-kata yang menggiurkan (rayuan-rayuai gombal) sepertinya dapat menghindarkanmu dari fitnah. Padaha fitnah tidaklah dapat dihindari, khususnya pada zaman sekarang ini. Dimana sedikit sekali laki-laki dan perempuan yang menyerukan larangan agama. Sedikit sekali rasa malunya. Bahkan banyak sekali orang-orang yang mengumbar fitnah. Kemudian sangatlah terhina wanita yang menjadikan macam-macam perhiasan yang mengundang fitnah berada di wajahnya. Berhati-hatilah dari hal itu.
Wahai muslimah! Pakailah dan biasakanlah berhijab. Karena hijab dapat menjagamu dari fitnah dengan seizin Allah. Tidak ada seorang ulama -baik dahulu maupun sekarang- yang menyetujui (pendapat) para pengumbar fitnah. Dimana mereka (para wanita) terlibat di dalamnya.
Sebagian wanita muslimah ada yang berpura-pura dalam berhijab. Yakni manakala berada dalam masyarakat yang menerapkan hijab, merekapun memakainya. Dan ketika berada dalam masyarakat yang tidak menerapkan hijab, merekapun melepaskan hijabnya.
Sementara ada sebagian lainnya yang memakai hijab hanya ketika berada di tempat-tempat umum dan ketika memasuki tempat pemiagaan, rumah sakit, tempat pembuat perhiasan emas ataupun salah satu dari penjahit pakaian wanita, maka ia pun membuka wajah dan kedua lengannya, seakan-akan ia berada di samping suaminya atau salah satu mahramnya! Maka takutlah kamu kepada Allah, hai orang-orang yang melakukan hal tersebut!
Telah kami saksikan pula, beberapa wanita yang berada di dalam pesawat (yakni pesawat yang datang dari luar Arab Saudi), rnereka tidak memakai hijab, kecuali ketika pesawat mendarat di salah satu bandara di negara ini. Seolah-olah hijab itu berasal dari adat kebiasaan (bangsa Arab) dan bukan dari pokok-pokok ajaran agama.

Wahai muslimah!
Sesungguhnya hijab menjagamu dari pandangan yang beracun. Pandangan yang berasal dari penyakit hati dan penyakit kemanusiaan. Hijab memutuskan darimu ketamakan yang berapi-api. Maka pakailah hijab. Berpeganglah pada hijab. Dan janganlah kamu tergoda oleh pengumbar fitnah yang bertujuan memerangi hijab atau mengecilkan dari bentuknya. Sebab ia ingin menjadikanmu jahat. Sebagaimana firman Allah:
Sedang orang-orang yang mengikuti hawa nafsunya bermaksud supaya kamu berpaling sejauh jauhnya (dari kebenaran). " (An-Nisaa’: 27)

Dikutip dari Tanbihat ‘ala Ahkam Takhtashshu bil Mu’minat, Edisi Indonesia “Panduan Fiqih Praktis Bagi Wanita” Penerbit Pustaka Sumayyah, Pekalongan.Sumber : http://darussalaf.or.id




Monday, June 20, 2011

Penarik Beca Tak Peduli Kemajuan Di Malaysia

picture credit to : penarik beca photography by Ax Rafar


Dia masih ingat lagi ketika itu,bapa nya hanya bekerja sebagai pengayuh beca.
Manakala emaknya hanya surirumah sepenuh masa.Pendapatan pengayuh beca ni tak tentu.

Kekadang kalau murah rezeki dapat banyak sekitar RM30 sehari .Tapi kalau rezeki hari tu susah sikit dapat yang cikai punya pun lebih kurang RM 10..

Kerja macam tu kena turun ke medan mencari rezeki seawal jam 6 pagi dari rumah ke  Kota yang berjarak 8 kilometer.Bersarapan pagi roti goreng dengan kopi tua..yang paling perit bila duit takda, roti goreng bertukarganti dengan ubi rebus.


Jika ada rezeki lebih maka dapatlah menikmati nasi goreng.
Walaupun begitu kudrat orang tua ni memang kuat demi kehidupan anaknya 10 beradik yang perlukan belanja untuk persekolahan.

Dia taklah rasa berputus asa dengan keadaan pendapatan yang rendah jika nak dibandingkan dengan mereka yang kerja kerajaan dan swasta lain apatah lagi nak dibandingkan dengan gaji Pak Menteri di Malaysia yang gaji pokoknya pun dah RM 18,000 sebulan tu belum dikira elaun lain kagi yang 
berjumlah dekat RM 55,000..

Bila ditatap wajah kusam dan tua itu,memang jelas kedutan mukanya.Sekali sekala peluh dan keringat yang mengalir keluar di wajah kusam itu di lap dengan kain tuala kecil yang selalu dilingkarkan di lehernya.


Walaupun wajah tua kusam itu sendiri merasa perit untuk mendapat rezeki seciput itu, tiada lah dia nak mengeluh apatah lagi menangis untuk mengenangkan nasibnya hari ini.Dia sudah mengerti dengan nasibnya hari ini adalah kerana dia tak berpelajaran..Dulu masa remaja dia bukan malas belajar,tapi faktor kewangan dan keluarga menjadi kekangan utama.

Kemajuan hari ini tidak memberi makna yang besar kepadanya..apa guna ada 
banyak kenderaan di kota,bangunan-bangunan tinggi,toko-toko perniagaan besar dan juga padang-padang golf jikalau semua itu tidak menyumbang sedikit rezeki kepadanya.


Dengan rezekinya yang seciput itu,mana layak nak pergi ke toko-toko besar yang mencekik darah golongan bawah sepertinya.Apatah lagi jika kemajuan itu menjadi batu halangan besar untuk dia mendapatkan walau lima ringgit untuk diberi kepada orang rumahnya agar dapat dibelikan beras,sayur dan ikan..

Tak bererti semua tu baginya..dia cuma mahukan keperluan dan belanja persekolahan anak-anaknya cukup..Dia selalu berpesan kepada anak-anaknya..cari lah ilmu sebanyak mungkin masa hidup..ilmu dunia tu sekadar cukup untuk penuhi keperluan semasa tinggal di dunia, ilmu akhirat perbanyakkan untuk bekalan yang kita tak pasti samada cukup atau tidak semasa duduk di alam sana...Kaya dunia hari ini  tak berguna pun jika ia  tidak dapat menyumbangkan kepada orang yang tersepit, kaya iman dan amal soleh insyaallah dapat bantu diri kita dan orang lain yang tersepit..Anak-anaknya selalu dia suruh untuk mengingati pesanan ini..

Hargai lah pengorbanan Bapa Dan Ibu..Doa kan mereka kesejahteraan dan semoga Allah membalas keringat mereka dengan pahala yang berganda-ganda...





Sunday, June 19, 2011

Risalah Mursid IM : Persatuan Islam; Jalan Menuju Kemuliaan dan Kekuatan

Persatuan Islam; Jalan Menuju Kemuliaan dan Kekuatan

25/10/2010 | 17 Dhul-Qadah 1431 H | 2.106 views
Oleh: Muhammad Badi
Kirim Print
Risalah dari Prof. DR. Muhammad Badi’, Mursyid Am Ikhwanul Muslimin, 15-10-2010
Penerjemah:
Abu ANaS
________
Bismillah wasshalatu wassalam ala Rasulillah saw waman walah… waba’du;
Sesuai dengan kehendak Allah SWT manusia tercipta memiliki insting untuk hidup secara berjamaah jauh dari individualisme dan megisolasi diri; karena hal tersebut sesuai dengan tabiat dan fitrah manusia a yang memiliki ciri makhluk sosial, selalu terikat dengan kehidupan secara berjamaah. Dan sesuai dengan berjalannya waktu, hidup secara berjamaah menjadi kebutuhan yang sangat penting untuk menuju konsep baru yaitu persatuan dan kekuatan, agar tidak terjadi isolasi diri dan menjadi mangsa empuk dari negara dan bangsa yang sejarah dan latar belakang pendiriannya adalah mengorbankan bangsa lain, dan umat Islam sedang berhadapan dengan bangsa-bangsa yang merasa memiliki kebutuhan yang besar ini; karena itu persatuan adalah jantung dari sebuah konstitusi yang telah ditetapkan oleh Allah SWT sebagaimana firman-Nya:
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلا تَفَرَّقُوا
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai”. (Ali Imran:103)
وَلا تَكُونُوا كَالَّذِينَ تَفَرَّقُوا وَاخْتَلَفُوا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْبَيِّنَاتُ وَأُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ
“Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. mereka Itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat”. (Ali Imran:105)
إِنَّ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا لَسْتَ مِنْهُمْ فِي شَيْءٍ
“Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agama-Nya dan mereka menjadi bergolongan, tidak ada sedikitpun tanggung jawabmu kepada mereka”. (Al-An’am:159)
إِنَّ هَذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاعْبُدُونِ
“Sesungguhnya (agama Tauhid) ini adalah agama kamu semua; agama yang satu[971] dan aku adalah Tuhanmu, Maka sembahlah aku”. (Al-Anbiya:92)
وَإِنَّ هَذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاتَّقُونِ
“Sesungguhnya (agama Tauhid) ini, adalah agama kamu semua, agama yang satu[1006], dan aku adalah Tuhanmu, Maka bertakwalah kepada-Ku”. (Al-Mu’minun:52)
Rasulullah saw bersabda:
مثل المؤمنين في توادهم وتراحمهم كمثل الجسد الواحد، إذا اشتكى منه عضو تداعى له سائر الأعضاء بالسهر والحمى
Perumpamaan orang-orang beriman dalam hal bagaimana mereka saling mencintai, saling mengasihi dan saling menyayangi adalah seperti satu tubuh. Apabila ada sebagian dari tubuhnya sedang sakit, maka bagian tubuh yang lain turut merasakannya, sehingga membuatnya tidak bisa tidur dan demam”. (Muslim)
المؤمن للمؤمن كالبنيان يشد بعضه بعضًا
“Seorang mukmin bagi mukmin yang lain ibarat satu bangunan yang saling menguatkan antara satu dengan yang lainnya”. (Bukhari  Muslim).
عليكم بالجماعة وإياكم والفرقة
“Kalian harus berjamaah dan berhati-hatilah dari perpecahan”.
Dunia Islam memiliki unsur kekuatan
Jika para pembuat peradaban Barat yang berada dalam bayangannya sendiri menyatakan kepailitannya, menggiring umat manusia pada kesia-siaan, sementara kita umat Islam memandang bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang  memenuhi syarat untuk menerima tampuk kepemimpinan umat manusia. Karena itu, para pemikir Barat ada yang menyadari akan peran ini, diantara tulisan yang paling akurat dan banyak memberikan gambaran akan unsur-unsur  kekuatan Islam adalah tulisan, “Powell Schamtaz” dalam bukunya (Islam adalah kekuatan global masa depan), yang beliau targetkan adalah memberikan pencerahan  dan peringatan kepada bangsanya sendiri terhadap unsur -unsur kekuatan Islam, dan beliau menyatakan bahwa unsur kekuatan asasi (utama) yang dimiliki umat Islam adalah:
1.  Posisi strategis yang dimiliki oleh umat Islam di dunia.
2. Pertumbuhan manusia yang begitu pesat di kalangan umat Islam, yang membuat mereka unggul terhadap pertumbuhan yang dialami oleh orang lain.
3. Kekayaan sumber daya alam dan bahan baku, merupakan kekayaan terbesar umat Islam yang dapat membangun kekuatan industri sebanding dengan industri global terbaik.
4. Diantara inti dari unsur-unsur kekuatan dan paling berbahaya di tengah masyarakat Islam. menurut “Schamtaz” adalah: “Demikianlah agama yang memiliki kekuatan sihir untuk mengumpulkan berbagai jenis manusia yang beragam dibawah satu bendera setelah sebelumnya menghilangkan perbedaan etnis dari jiwa mereka, memiliki energi ruhi yang mampu mendorong orang beriman mempertahankan negerinya dan harta kekayaannya dengan segala sesuatu yang dimiliki, menganggap remeh itu semua dan bahkan terhadap jiwa mereka sendiri.
Dia juga berkata: “Sejarah akan berulang kembali, mulai dari daerah di mana kekuasaan Islam global pertama diraih, dan hal tersebut akan tampak jelas karena ada usaha untuk selalu berpegang teguh pada Islam dan bersatunya pasukan militer, dan keberadaan kekuatan ini akan eksis jika umat Islam menyadari bagaimana mengekplorasinya dan mengambil manfaat darinya, dan pasti akan mampu mejadi penyeimbang kekuatan global lainnya”.
Seorang penulis Inggris (Heller Block) berkata: “Sesungguhnya peradaban itu bagian-bagiannya terikat dengan ikatan yang solid dan kokoh, sisi-sisinya saling berpegangan dengan kuat dan kohesif disertai dengan doktrin nilai-nilai  Islam, tidak sekedar sedang menunggu hadir masa depan yang cerah saja namun juga akan menjadi bahaya bagi musuh-musuhnya. ”
Ikhwanul Muslimin dan kesatuan Islam
Proyek kesatuan Islam merupakan tujuan tertinggi dakwah Ikhwanul Muslimin, bahkan ia merupakan tonggak utama dalam proyek kebangkitan ini, karena itu tujuan utamanya adalah persatuan umat Islam di berbagai belahan dunia dan menghidupkan kembali negara Islam raya mulai dari (Ghana) selatan hingga  (Ferghana) di bumi Afghanistan utara.
Diantara Indikator utama didahulukannya proyek persatuan Islam dalam pemikiran Imam Al-Banna dan gerakan politiknya adalah minatnya yang besar terhadap isu perbaikan hubungan antar sekte Islam secara dini; guna membangkitkan fortopolio ini di area Islam sehingga memberikan kontribusi dalam pembentukan kelompok persatuan diantara sekte-sekte yang didirikan pada tahun 1948 di Kairo.
Dalam risalah ta’lim Imam al-Banna beliau menyampaikan tentang pemerintahan negara Islam: “Hal tersebut, agar pemerintah dapat menunaikan tugasnya sebagai pelayan bangsa, mendapat upah (ganjaran) darinya dan bekerja untuk kemaslahatannya ”
Dalam risalah muktamar Kelima dengan judul “Al-Ikhwan dan nasionalisme, Arabisme dan Islam,” beliau berkata: “Bahwa Ikhwanul Muslimin sangat mencintai negara mereka, dan sangat antusias menjaga keutuhan dan persatuan bangsa”.
Beliau juga menjelaskan bahwa gagasan Arabisme atau Liga Arab dalam kaca mata dakwah Ikhwanul Muslimin memiliki posisi yang sangat strategis dan kedudukan yang sangat penting “karena orang-orang Arab adalah bangsa Islam pertama, dan tidak akan ada kebangkitan Islam tanpa kesatuan bangsa Arab dan bersatunya keinginan bangsa dalam satu kata, beliau juga berkata: “Bahwa batas geografis dan pengkotakan politik yang diarsiteki oleh kolonialisme Barat yang tidak memiliki nilai penting dalam menyentuh persatuan Arab dan Islam.
Kendala dalam menuju persatuan Islam
Diantara permasalahan dan kendala utama yang dihadapi dalam menuju persatuan Islam adalah isu nasionalisme yaitu fanatisme dan SARA yang tidak memiliki nilai kemanusiaan dan pendidikan sama sekali; karena itulah setiap individu dan akhirnya umat hidup dalam penyimpangan persepsi, ideologi dan nilai; di mana bahasa dan warna kulit dan keturunan sebagai corong diferensiasi, dan menurunkan nilai utama yang telah ditetapkan dan disabdakan dalam sunnah nabi saw:
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ
“Sesungguhnya yang paling mulia diantara kalian adalah yang bertaqwa”. (Al-Hujurat:13)
لا فضل لعجمي على عربي إلا بالتقوى
“Tidak ada yang lebih utama dari ajam atas Arab kecuali taqwa”
Kemudian  isu kesukuan (etnis), yang dapat mereview kebodohan umat Islam dan dapat menjadi penyulut pertikaian dan konflik internal, sebagai alat oleh pemilik tendensius pribadi sehingga berkobarlah api pertempuran dan pertikaian yang tidak ada gunanya sama sekali.
Akhirnya .. Pemerintah yang kalah adalah kelompok penguasa yang lemah di dunia Islam yang tega menelurkan para pejuang dalam menerapkan strategi mengekor.. melakukan penindasan terhadap mereka yang menginginkan kemerdekaan, mengabaikan sumber kekayaan umat baik materi maupun ruhi, sekalipun kemunduran pemerintah dihadapan para pejuang, namun mereka tetap berdiri dengan sikap yang penuh dengan kezhaliman dan anarkis, karena itulah seorang pemimpin terisolir dari bangsanya sendiri, menghalangi anggota masyarakat meraih dan mencari pondasi persatuan, yaitu persatuan pemimpin dan yang dipimpin.
Bagaimanakah caranya mewujudkan persatuan Islam?
Pertama: Kembali kepada agama Islam dan aqidah Islam
Bahwa fase yang telah berlalu tentang pengalaman Islam semasa Nabi saw dan khulafa Rasyidin merupakan sejarah kemanusiaan yang tercatat  sangat menakjubkan terutama dalam mewujudkan masyarakat yang satu dalam ideology, perasaan dan tujuan. Islam telah muncul ditengah kondisi dunia menderita dari berbagai ragam konflik suku, ras dan kelas, dan kemenangan yang dicapai Islam mampu menciptakan masyarakat yang menolak adanya diskriminasi ras (putih dan hitam), diskriminasi kelas (tuan dan budak) atau diskriminasi kelompok atau etnis (Quraisy dan kabilah lainnya), persaudaraan mendominasi pada setiap personnya, ukhuwah antara muhajirin dan anshar begitu kuatnya, sirna pertikaian antar suku dan kabilah arab, dan berakhir pula era perbudakan dan fanatisme jahiliyah, era terbelenggu dari tangan-tangan tirani, bahkan ikut bergabung beragam suku ke dalam kesatuan negara Islam, seperti bersatunya  Bilal al-Habsyi dan dengan Suhaib Ar-Rumi, dan Salman dari Persia dan saudara-saudara lainnya dari suku Quraisy.
Sebagaimana aqidah Islam juga mampu menyatukan hat-hati umat dan membersihkannya dari berbagai kotoran serta mendominasi berbagai capaian dalam tubuh setiap individu maupun jamaah, dan menundukkan umat serta berinteraksi dengan mereka, sehingga senantiasa berada dalam kebenaran yang nyata pada saat mengambil keputusan (bersikap) dan meninggalkannya, terekploitasi seluruh energi anak bangsa dalam memberi (berkontribusi), berkreasi dan bekonstruksi; yang itu semua merupakan cara kongkret untuk mencapai persatuan Islam yang sesungguhnya.
Kedua: membangun lembaga dan institusi yang kuat dalam bidang keilmuan, ekonomi, pendidikan dan sosial di semua lapisan masyarakat.
Bahwa dunia saat ini hidup di era entitas besar yang dimainkan oleh negara-negara besar dan blok-blok ekonomi  dan politik yang besar, dimulai dari Amerika Utara; ada blok ekonomi yang disebut dengan (NAFTA), dan blok Eropa dengan (Uni Eropa), blok Asia Tenggara dengan (ASEAN) dan Afrika yang memiliki blok Ekonomi Negara-negara Afrika Barat (ECOWAS).
Dan di tengah bingkai yang menyelimuti dunia dari berbagai entitas besar ini terdapat umat Islam yang senantiasa bertikai dan terkotak-kotak, dan bahkan adalah asing dan lucu terjadi kesepakatan persatuan ekonomi Arab pada bulan Maret 1957 sementara pada bulan dan tahunyang sama terjadi perjanjian Roma antara enam negara-negara Eropa yang melahirkan serikat pasar Eropa guna menghadapi berdirinya Uni Uni Eropa pada tanggal 1/1/1933, yaitu, setelah 36 tahun dari pembuatan perjanjian internasional tersebut, sementara itu telah terhenti dan gagal perjanjian Persatuan Ekonomi Arab untuk eksis di dunia nyata ini.
Karena itu adalah sangat urgen sekali saat ini mengoptimalkan lembaga-lembaga besar Islam seperti Organisasi Konferensi Islam (OKI) dan Liga Arab, dan menghidupkan kembali Persatuan negara-negara Islam yang didirikan oleh
Erbakan di Isltambul pada tanggal 29/5/1990, yang merupakan momentum diperingatinya penaklukkan kota Konstantinopel; untuk menjadi pagar bagi persatuan Islam, jika tidak ada konspirasi Barat atau usaha untuk menghentikannya.
Ketiga: Kesadaran terhadap konspirasi musuh
Pada tahun-tahun sebelumnya telah membuktikan bahwa musuh umat Islam terus bekerja dalam rangka memecah belah umat, memperkokoh dan memperdalam blok-blok dari negara-negara Arab dan negara-negara Muslim; sehingga menjadi negara-negara kecil yang berasaskan etnis, sekte dan mazhab, yaitu dengan memanfaatkan konflik-konflik minoritas yang terjadi di berbagai belahan dunia Islam, yang selalu menyerukan pemisahan dan kemerdekaan.
Dan bukti kongkret adanya konspirasi ini adalah apa yang saat ini terjadi di Sudan; di mana pasukan internasional mengencangkan tali di leher negara Sudan, yang ada adalah hanya menarik tali sehingga tersedak lehernya dan lepaslah ikatannya; untuk memulai tahap berbagi rampasan antara kekuatan-kekuatan besar tersebut.
Semua indikasi ini menunjukkan konspirasi yang disengaja untuk memisahkan Sudan selatan dari utara melalui referendum yang dijadwalkan berlangsung pada awal tahun 2011 di bawah kesepakatan damai selatan yang ditandatangani antara Garang dan Bashir di Naivasha, Kenya, tanggal 09/01/2005, dan sekarang kita menyaksikan berbagai pergerakan luas internasional yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan melibatkan PBB untuk melegitimasikan perpecahan melalui referendum.
Karena itu apa yang kita lakukan?!,
Bahwa umat dan para pemimpin umat Islam dituntut untuk bersikap tegas terhadap konspirasi yang sangat berbahaya ini sehingga Sudan tidak hancur, untuk kemudian kita menangis terhadap susu yang tumpah, arteri indigo yang terputus dan akan ada yang mengiringinya yaitu pertumpahan darah.
Akhirnya ..
Bahwa kesatuan Islam membutuhkan kekuatan dan usaha yang besar yang tak kenal lelah. Sungguh kehendak rakyat Jerman sangatlah kuat dalam merobohkan tembok Berlin dan menyatukan kembali dua negara dan bangsa Jerman, hidup dalam  satu negara, di bawah satu bendera. Adapun di Palestina telah berhasil dibangun dinding pemisah untuk melegitimasi pendudukan dan perampasan tanah dan mencegah pembentukan negara Palestina. Namun keinginan rakyat Palestina sangatlah kuat untuk melakukan perlawanan, semoga  bangsa Palestina yang heroik mampu menghancurkan dinding pemisah dan mengembalikan tanah air, dan kelak akan datang waktu untuk menghancurkan seluruh dinding yang dibangun oleh para tiran dan kesombongan, dan meninggi di dalamnya kehendak rakyat.
وَيَقُولُونَ مَتَى هُوَ قُلْ عَسَى أَنْ يَكُونَ قَرِيبًا
“Dan mereka berkata: Kapan itu terjadi, katakanlah waktunya sudah dekat”. (Al-Isra: 51).

Thursday, June 16, 2011

Adakah BERSIH 2.0 kerana Allah atau Taksub Kepartian?


Gelombang perhimpunan raksasa BERSIH 2.0 menghangatkan lagi suasana permasalahan masyarakat di Malaysia terutamanya Melayu Islam..begitu juga la dengan perhimpunan Belia 1Malaysia yang bangang tu..

Emosi telah menguasai akal dan menjadi bertambah teruk bila akal yang sedikit itu melahirkan satu iltizam atau niat tanpa berlandaskan fitrah manusia dimana setiap perbuatan manusia yang telah mengakui Islam itu mesti wajib bagi segala niat dan tindakan hanya lah kepada Allah..Apabila meletakkan niat dan tindakan hanyalah kepada Allah itu sebagai sampingan (bukan tujuan utama),maka sesungguhnya syaitan telah mendahului akan niat dan tindakan itu..lalu kelemahan akal ( terlampau dikuasai emosi) ini menyebabkan datangnya kemurkaan Allah akibat daripada tindakan yang tidak meletakkan segala urusan itu hanya kepada Allah tujuan utamanya..
(Perlu ingat jika segala urusan ini bukan didahului kerana Allah maka syaitan akan mendahului dalam hati dan tindak-tanduk manusia)
Percayalah apabila hati yang keluh-kesah itu dikuasai emosi,maka hati menjadi bebal dan buta.Apabila hati menjadi bebal maka dia akan menjadi seperti batu.Perasaan dan nasib orang lain diletakkan ketepi.Agama diletakkan sebagai tujuan sampingan sahaja..teriakkan untuk mendapatkan keadilan diletakkan sebagai perkara asas (tujuan utama)..Persoalannya keadilan itu untuk siapa dan untuk apa?Jika keadilan itu untuk rakyat Malaysia keseluruhannya, maka untuk apa?
Jika untuk menunjukkan betapa kuasa rakyat itu hebat daripada pemerintah,maka apakah itu boleh dijadikan sandaran bahwa perlakuan tersebut diterima oleh Allah s.w.t bila mana kita tanpa disedari telah berlaku tidak adil /zalim kepada orang lain yang tidak terlibat tapi menerima kesan yang buruk akibat tindakan yang dirasakan betul ( niat pun sudah tak betul,maka bagaimana tindakan itu boleh jadi betul..mudahan Allah menunjukkan kami semua jalan yang baik dan ampunilah kelemahan kami)..
Adapun BERSIH 2.0 ini akan menjadi titik tolak kepada pembangunan jiwa Islam dalam diri pendemo-pendemo BERSIH 2.0 bila ia meletakkan tujuan utama hanyalah untuk Allah..Apabila meletakkan hanya untuk Allah sebagai perkara pokok, maka segala program dalam perhimpunan BERSIH 2.0 itu mestilah selari dengan niat utamanya..laungan mestilah dengan memuji nama Allah supaya hikmahnya terserlah kepada hati pendemo sekalian dekat sekali dgn Allah..adapun jika laungan bertempik melaungkan "BERSIH "dsbnya maka sesungguhnya kelalaian itu akan mendatangkan  satu kesan yang amat jelek dan buruk kepada umat Islam yang menyertai nya kerana percayalah bahwa perbuatan (menjerit perkataan yang sia-sia) itu tiada maknanya di sisi Allah..bukan ibadah lagi..alangkah ruginya masa dan perbuatan umat pada ketika itu..akhirnya yang mendapat faedah pada masa itu adalah syaitan dan kuncu-kuncunya..
Apabila tiba waktu solat yang wajib (nak buat solat sunat seperti sunat hajat pun lagi elok),mestilah menghormatinya dengan menyegerakan secara berjemaah serta berdoa beramai-ramai supaya tujuan-tujuan untuk perhimpunan itu sampai kepada Allah..Mudahan segala kerja (perhimpunan ) akan diberkati Allah dan menjadi satu titik perubahan dalam memperlihatkan kekuatan dan kesepaduan persaudaraan Islam yang akan digeruni musuh Islam..jika ada bangsa lain yang menyertainya maka itu tidak boleh dijadikan alasan untuk kita meninggalkan seruan Allah (lagipun ini adalah perintah Allah yang wajib)..non-muslim boleh berdoa cara mereka..

Saudara-saudara ku, para mujahidin dan lainnya yang sedang menghadapi berbagai kesulitan dan cubaan untuk menghadirkan pertolongan Allah dalam menyempurnakan dan mendapatkan keamanan di negara mereka, contohnya sangatlah banyak .Saya berdoa kepada Allah supaya memberikan manfaat kepada Islam dan masyarakat  dalam menjadikan perhimpunan BERSIH 2.0 ini satu ibadah supaya perjuangan menegakkan Islam di negara Malaysia ini tidak sia-sia..

Dalam tindakan kita perlukan pertimbangan akal yang kuat dan mesti selari dengan apa yang dikehendaki oleh Allah dan Rasulnya serta berpandukan Al-Quran dan Sunnah..

Untuk itu Perhimpunan BERSIH 2.0 mestilah :-
1 – Ketulusan dari niat untuk Allah semata, kerana denganNya, kita mendapat ganjaran, taufik dan pertolongan serta kemenangan.
2 – Ketika tercapai apa yang kita inginkan, maka kita memuji Allah SWT atas kurnia dan taufik yang telah diberikan kepada kita.
3 – Jika tidak tercapai apa yang kita harapkan, kita harus yakin bahwa ganjaran telah ditetapkan untuk kita, dan memohon semoga Allah SWT mentaqdirkan kita kebaikan; dimanapun dan bagaimanapun, kemudian Allah meredhai kita.
4 – Sentiasa melakukan tugas dan tindakan dalam hal apapun setelah memastikan keamanan mengambil sebab-sebabnya utamanya, dan mengerahkan seluruh potensi yang menegaskan bahwa segala perbuatan hanya untuk Allah s.w.t, kerana semua dan selama amal untuk Allah maka akan kekal dan sampai kepada-Nya.
5 –  Tidak putus asa dan tidak menggunakan emosi  dalam menentukan  berbagai perkara utk kebaikan
6 – Mesti berbuat baik dan hormati kepada semua bangsa dan agama kerana kita adalah umat contoh..bukannya kita menjarakkan kefahaman Islam kepada penganut agama lain..Ingatlah wasiat Rasulullah saw untuk kita bahwa beliau bersabda
إذا قامت القيامة وفى يد أحدكم فسيلة فليغرسها
“Jika terjadi kiamat dan di tangan salah seorang dari kamu ada benih yang bisa ditanam maka tanamlah,”
Ini adalah akhir dari dunia dan bahkan benih bererti penanaman pohon kurma yang tidak berbuah kecuali setelah bertahun-tahun lamanya, dan tidak ada hasil yang diharapkan kecuali kelanjutan dari berbuat positif dan menunaikan tugas dan menggapai ganjaran yang telah dijanjikan.



Rabb kita telah menjelaskan ciri umat Islam ini dalam firman-Nya,
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا
“Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kalian (umat Islam), umat yang wasathan agar kalian menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kalian.” (QS. Al-Baqarah : 143)





Jadilah ummah yang memberikan sumbangan kepada agama..ramai yang tercari-cari sebuah negara Islam..tapi tidak memahami apakah ciri-ciri negara Islam yang dimahukan..Sebuah negara Islam itu akan tidak bermakna bila tiada amalan dan penegakkan membangunkan akidah Islam didalamnya.Maka itu perlu berbalik kepada pengisian agama dalam hati manusia...Taksub kepartian dan kepimpinan bukan satu cara hidup Islam kerana semua itu boleh berubah-ubah, hancur dan hilang bila tiba masanya..Hanya Allah sahajalah yng Kekal Abadi..Hanya Allah sahajalah yang boleh memberikan jaminan manusia itu masuk syurga bukan parti dan pemimpin...

Wednesday, June 15, 2011

Hamba Allah Yang Rasakan Dia Lebih Hebat Dari Allah?



KUALA LUMPUR, 16 Jun:Persatuan Ulama Malaysia (PUM) memandang serius penyiaran kartun di dalam Utusan Malaysia disiarkan pada yang secara jelas menghina ulama dan Islam.
___________________________________________________________


Hebat ka kita manusia ni..dijadikan pun dari tanah yang kotor oleh Allah s.w.t..Ilmu manusia pun terbatas dan terhad.Pengetahuan Allah dalam setiap kejadian dan keperluan hambaNya amat luas dan hebat..kalau manusia ni rasa hebat sangat jangan duduk atas bumi yang Allah ciptakan untuk hambaNya yang lemah ni..manusia ni betul-betul rosak akal..

Tuesday, June 14, 2011

Risalah Mursyid IM - Dakwah Kepada Allah; Antara Sebab dan Akibat

Dakwah Kepada Allah; Antara Sebab dan Akibat

30/12/2010 | 22 Muharram 1432 H | 6.981 views
Oleh: Muhammad Badi

Risalah dari Prof. DR. Muhammad Badi, Mursyid Am Ikhwanul Muslimin, 02-12-2010
Penerjemah: Abu ANaS.....
--------------------------------------------------------------------
Segala puji bagi Allah, salawat dan salam atas Rasulullah saw beserta keluarga dan para sahabatnya serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik hingga hari pembalasan… selanjutnya:
Tidak ada keraguan tentunya bahwa dakwah kepada Allah SWT dalam semua dimensinya harus berjalan sesuai dengan aturan utama yang bersumber dari Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah saw, dan Allah SWT telah memberikan takhlif kepada kita untuk menunaikan dakwah ini, sebagaimana telah menyerahkan tanggung jawab penting kepada kita, bahkan secara tegas Allah  SWT menekankan bahwa semua makhluk tidak diberikan beban kecuali sesuai dengan kesanggupan dan kemampuannya, karena itu, dakwah kepada Allah dalam berbagai dimensi dan sarananya adalah suatu kewajiban , sebagaimana yang difirmankan Allah SWT:
ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik”. (An-Nahl:125)
Sesuai dengan kemampuannya, setiap individu muslim berkewajiban menunaikan dakwah ini; baik pria ataupun wanita, tidak ada alasan untuk menggugurkan perintah ini walaupun memiliki udzur (alasan). Allah SWT berfirman:
لَيْسَ عَلَى الضُّعَفَاءِ وَلا عَلَى الْمَرْضَى وَلا عَلَى الَّذِينَ لا يَجِدُونَ مَا يُنْفِقُونَ حَرَجٌ إِذَا نَصَحُوا لِلَّهِ وَرَسُولِهِ مَا عَلَى الْمُحْسِنِينَ مِنْ سَبِيلٍ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
“Tiada dosa (lantaran tidak pergi berjihad) atas orang-orang yang lemah, orang-orang yang sakit dan atas orang-orang yang tidak memperoleh apa yang akan mereka nafkahkan, apabila mereka Berlaku ikhlas kepada Allah dan Rasul-Nya. tidak ada jalan sedikitpun untuk menyalahkan orang-orang yang berbuat baik. dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (At-Taubah: 91)
Karena tugas ini merupakan kepanjangan tangan dari tugas yang dalam syariat Islam sejak kita menyerahkan diri untuk Allah SWT, Tuhan semesta alam.
قُلْ هَذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ
“Katakanlah: “Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha suci Allah, dan aku tiada Termasuk orang-orang yang musyrik”. (Yusuf:108)
Bahkan jinpun memahami akan tugas ini, sejak dibacakan ayat Al-Qur’an, dan mereka langsung menunaikan tugas ini..
فَلَمَّا حَضَرُوهُ قَالُوا أَنْصِتُوا فَلَمَّا قُضِيَ وَلَّوْا إِلَى قَوْمِهِمْ مُنْذِرِينَ
“Maka tatkala mereka menghadiri pembacaan (nya) lalu mereka berkata: “Diamlah kamu (untuk mendengarkannya)”. ketika pembacaan telah selesai mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi peringatan”. (Al-Ahqaf:29)
Dan Nabi tercinta saw telah menunaikan tugas ilahi ini dalam segala situasi dan kondisinya, memanfaatkan semua kemungkinan yang tersedia, dan bahkan pada saat beliau di Mekah Al-Mukarramah, saat bersama dengan umat Islam menghadapi kezhaliman dan penindasan sehingga beliau bersabda:
من يؤويني حتى أبلغ دعوة ربي؟
“Siapa yang mau membela dan melindungiku sehingga aku mampu menyapaikan dakwah Tuhanku?”
Dan belaiu masuk di bawah perlindungan Al-Muth’im bin Adi, padahal dia adalah seorang musyrik, namun dengan memanfaatkan salah satu nilai-nilai positif masyarakat jahili yaitu menghormati tetangga, beliau juga melakukan aliansi dengan semua kekuatan yang ada dalam masyarakat saat itu, meskipun terdapat perbedaan-perbedaan dalam meraih tujuan mulia, yaitu menghilangkan kezhalimnan dari  semua yang tertindas, siapa pun dia, sehingga beliau masuk dalam aliansi berkomitmen kepada semua pihak dalam berbagai kebajikan “hilful fudhul” (aliansi kebajikan) di rumah Abdullah bin Jad’an”.
Nabi saw juga memanfaatkan persatuan Arab dari berbagai kabilah di baitullah Al-Haram, begitupula persatuan di pasar-pasar, baik pasar loak, atau pasar sastra dan puisi, hal ini telah dipraktekkan oleh Nabi Nuh as seperti yang  disebutkan dalam Al-Quran Al-Karim; beliau menggunakan segala cara dan sarana dakwah dalam berbagai kondisinya meskipun harus  menghadapi berbagai tekanan .. Allah SWT berfirman:
قَالَ رَبِّ إِنِّي دَعَوْتُ قَوْمِي لَيْلا وَنَهَارًا
“Nuh berkata: “Ya Tuhanku Sesungguhnya aku telah menyeru kaumku malam dan siang”. (Nuh:5)
ثُمَّ إِنِّي دَعَوْتُهُمْ جِهَارًا . ثُمَّ إِنِّي أَعْلَنْتُ لَهُمْ وَأَسْرَرْتُ لَهُمْ إِسْرَارًا .
“Kemudian Sesungguhnya aku telah menyeru mereka (kepada iman) dengan cara terang-terangan. Kemudian Sesungguhnya aku (menyeru) mereka (lagi) dengan terang-terangan dan dengan diam-diam”. (Nuh:8-9)
Dan para generasi Islam juga telah menunaikan tugas Allah ini dengan baik; mengemban amanah risalah dan menyampaikannya dari satu generasi ke generasi lainnya, sebagaimana yang telah disampaikan kabar gembiranya oleh Rasulullah saw:
يحمل هذا العلم من كل خلف عدوله ينفون عنه تحريف الغالين، وانتحال المبطلين وتأويل الجاهلين
“Hendaknya yang membawa ilmu ini orang yang berada dibelakang memiliki sifat adil sehingga mampu menghilangkan berbagai penyimpangan yang dilakukan oleh orang yang melampaui batas, rekayasa para pelaku kebatilan dan ta’wil para jahili”.
Sebagaimana beliau juga memberikan kabar gembira kepada kita bahwa contoh teladan ini akan tetap ada pada generasi yang senantiasa membawa dan mengemban amanah dan risalah ini hingga hari kiamat sekalipun harus menghadapi berbagai rintangan dan tekanan, sekalipun harus menghadapi syaitan-syaitan dari bangsa jin dan manusia dengan berbagai rintangan dan kendala yang dibawanya
لا تزال طائفة من أمتي ظاهرين على الحق لا يضرهم من خالفهم ولا من خذلهم حتى يأتي أمر الله وهم كذلك
“Umatku akan senantiasa tampil pada kebenaran, tidak takut akan ancaman dari orang-orang yang menentangnya dan celaan mereka hingga datang keputusan Allah dan mereka tetap dalam kondisi demikian”.
Dua kalimat yang disebutkan dalam hadits nabi saw merupakan ungkapan singkat namun padat bukan dua kata yang bersinonim sama, namun setiap kata dari dua kata tersebut memiliki makna yang kita butuhkan dalam menempuh jalan dakwah ini, merupakan ringkasan dari berbagai problema yang senantiasa dihadapi dalam amal jama’i ini.
Kata pertama adalah orang-orang yang menyimpang, maknanya adalah tidak akan berjalan mulus bersama mereka para penyimpang sejak awal dakwah yang mereka tempuh.
Kata kedua adalah orang-orang yang mencela mereka, maknanya adalah kata dalam bentuk lain yaitu bahwa satu kelompok orang yang berada ditengah bagian dari dakwah, namun akhirnya lepas dari melanjutkan amal dakwah bersama mereka baik dalam kondisi menghadapi ujian yang sangat keras atau kondisi fitnah kesenangan.
Inilah yang terjadi dan dialami oleh jamaah yang penuh berkah ini, akan panjangnya perjalanan dakwah dan usianya yang panjang dan luas secara geografis dan historis, persis seperti yang disampaikan oleh nabi saw.
Hasan Al-Banna rahimahullah telah mereguk sumber yang jernih ini, dan mengarahkan dan menuntun para pengikutnya, beliau adalah mursyid pertama jamaah ini yang mengikuti sunnah nabi saw dalam mengerahkan potensi yang dimiliki, disertai dengan keikhlasan dan pengorbanan serta ikatan yang kuat pada setiap individu jamaah sehingga mereka seperti bangunan yang kokoh dan kuat, mampu memberikan kemuliaan kepada mereka yang berusaha melindunginya.
Namun Allah SWT tidak membebani kita dengan hasil; karena hasil seringkali tidak datang hasil dengan keinginan kita setelah melakukan segala upaya lalu mengakibatkan putus asa dalam jiwa, tapi datang hiburan dari teladan kita Rasulullah saw ketika menghadapi berbagai tekanan dan bahkan serangan yang puncaknya adalah ketika di Taif , meskipun dia pergi ke Taif untuk menunaikan dakwah kepada Allah dan mengharap ridha-Nya dan dan tidak mendapat respon sedikitpun dari mereka, namun beliau tetap berharap dari mereka yang mendapat petunjuk
اللهم اهدِ قومي فإنهم لا يعلمون
“Ya Allah, berikanlah kepada mereka hidayah karena mereka tidak mengtahui”
وَيَا قَوْمِ مَا لِي أَدْعُوكُمْ إِلَى النَّجَاةِ وَتَدْعُونَنِي إِلَى النَّارِ
“Hai kaumku, Bagaimanakah kamu, aku menyeru kamu kepada keselamatan, tetapi kamu menyeru aku ke neraka?”(Ghafir:41)
فَإِنْ تَوَلَّيْتُمْ فَمَا سَأَلْتُكُمْ مِنْ أَجْرٍ إِنْ أَجْرِيَ إِلا عَلَى اللَّهِ وَأُمِرْتُ أَنْ أَكُونَ مِنَ الْمُسْلِمِينَ
“Jika kamu berpaling (dari peringatanku), aku tidak meminta upah sedikitpun dari padamu. Upahku tidak lain hanyalah dari Allah belaka, dan aku disuruh supaya aku Termasuk golongan orang-orang yang berserah diri (kepada-Nya)”. (Yunus:72)
قَدْ نَعْلَمُ إِنَّهُ لَيَحْزُنُكَ الَّذِي يَقُولُونَ فَإِنَّهُمْ لا يُكَذِّبُونَكَ وَلَكِنَّ الظَّالِمِينَ بِآيَاتِ اللَّهِ يَجْحَدُونَ
“Sesungguhnya Kami mengetahui bahwasanya apa yang mereka katakan itu menyedihkan hatimu, (janganlah kamu bersedih hati), karena mereka sebenarnya bukan mendustakan kamu, akan tetapi orang-orang yang zalim itu mengingkari ayat-ayat Allah”. (Al-An’am:33)
إِنْ عَلَيْكَ إِلا الْبَلاغُ
“Kewajibanmu tidak lain hanyalah menyampaikan (risalah)”. (As-Syura:48)
Dan kita bersaksi bahwa nabi saw telah menyampaikan risalah dan meunaikan amanah dengan sebaik-baiknya atas apa yang ditugaskan kepadanya, dan kami memohon kepada Allah SWT untuk memberinya ganjaran terbaik kepada kami sebagaimana yang diberikan kepada nabi kepada umatnya, Nabi telah menceritakan kepada kita bahwa setiap nabi dari para utusan Allah saw akan dibangkitkan pada hari kiamat, walau tidak ada seorangpun yang merespon, seperti Nuh AS sebagai nabi yang usianya paling panjang dan salah satu dari ulul azmi, tinggal bersama kaumnya selama 950 tahun namun tidak ada yang merespon dakwah beliau kecuali hanya sedikit saja.
Allah SWT memisahkan antara sebab dan akibat seperti dalam firman Allah:
فَامْشُوا فِي مَنَاكِبِهَا وَكُلُوا مِنْ رِزْقِهِ
“Maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya”. (Al-Mulk:15)
Rasulullah saw dan sahabatnya membuat parit pada saat perang ahzab dan tidak menyadari adanya peperangan yang terjadi disekitarnya, namun datang hasilnya kepada beliau berupa kemenangan dari Allah dalam bentuk angin yang keras lagi dingin, hal tersebut tidak masuk dalam perkiraan mereka. Nabi saw juga membuat strategi yang begitu detail dan bagus pada saat akan melakukan hijrah ke Madinah, namun pada saat orang-orang kafir sampai ke Gua Tsur tempat nabi dan sahabatnya bersembunyi Allah memberikan pertolongan di luar konsep dan strategi yang dibuat oleh nabi saw dengan memalingkan pandangan mata orang-orang kafir.
Dan saudara-saudara kita para mujahidin di Palestina dan lainnya yang sedang menghadapi berbagai kesulitan dan cobaan untuk menghadirkan pertolongan Allah dan kemenangan dari arah yang tidak mereka duga setelah menyempurnakan dan menunaikan sebab-sebabnya, contohnya sangatlah banyak, namun secara singkat yang kita berharap kepada Allah dapat memberikan manfaat dalam agama dan dunia kita dalam topik seperti ini, yaitu:
1 – Ketulusan dari niat untuk Allah semata, karena dengannya kita mendapat ganjaran, taufik dan pertolongan serta kemenangan.
2 – Ketika tercapai apa yang kita inginkan, maka kita memuji Allah SWT atas karunia dan taufik yang telah diberikan kepada kita.
3 – Jika tidak tercapai apa yang kita harapkan, kita harus yakin bahwa ganjaran telah ditetapkan untuk kita, dan memohon semoga Allah SWT mentaqdirkan kita kebaikan; dimanapun dan bagaimanapun, kemudian Allah meridhai kita.
4 – Senantiasa melakukan tugas dalam hal apapun setelah memastikan keamanan mengambil sebab-sebabnya, dan mengerahkan seluruh potensi yang menegaskan bahwa segala perbuatan hanya karena Allah, karena selama amal untuk Allah maka akan kekal dan sampai kepada-Nya.
5 – Kita masih ingat sikap Hajar yang melakukan berbagai sebab dengan lari tujuah kali, yang mana pada setiap larian tidak mendapatkan hasil yang diinginkan, namun beliau tidak putus asa dan terus berlari sehigga terwujud seperti yang diinginkan oleh Allah untuknya dari berbagai kebaikan dan anugerah.
6 – Kita masih ingat wasiat Rasulullah saw untuk kita bahwa beliau bersabda
إذا قامت القيامة وفى يد أحدكم فسيلة فليغرسها
“Jika terjadi kiamat dan di tangan salah seorang dari kamu ada benih yang bisa ditanam maka tanamlah,”
Ini adalah akhir dari dunia dan bahkan benih berarti penanaman pohon kurma yang tidak berbuah kecuali setelah bertahun-tahun lamanya, dan tidak ada hasil yang diharapkan kecuali kelanjutan dari berbuat positif dan menunaikan tugas dan menggapai ganjaran yang telah dijanjikan.
Wahai umat Islam dimana saja kalian berada…
Wahai para generasi dakwah dari ikhwan dan akhwat…
Allah telah menganugerahkan kepada kita semua untuk senantiasa ikhlas, senantiasa beramal, senantiasa berharap dan senantiasa memohon pengkabulan, karena itu teruslah kalian bergerak dan beramal di jalan dakwah, semoga Allah memberkahi kalian… semoga Allah memberikan taufik kepada kalian dan tidak menyia-nyiakan amal ibadah kalian, dan semoga Allah SWT memberikan ganjaran yang terbaik dari apa yang telah kalian lakukan…
Allah Akbar dan segala puji hanya milik Allah
Wassalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh

Islamic Clock